POLTEKPEL Surabaya Peringati Hari Kebangkitan Nasional Di Bulan Puasa

20
May 2019
Category : Berita
Author : Administrator Web PoltekPel
Views : 89x

Setiap tanggal 20 Mei, bangsa kita memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas), hari yang menjadi momentum perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang ditandai dengan kelahiran organisasi Budi Oetomo pada tahun 1908. Kebangkitan nasional merupakan bangkitnya semangat nasionalisme, persatuan, kesatuan dan kesadaran sebagai sebuah bangsa untuk memajukan diri melalui gerakan organisasi yang sebelumnya tidak pernah muncul selama penjajahan.

Sebuah organisasi yang bergerak di bidang sosial yang menjadi cikal bakal gerakan yang bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Dokter Wahidin Soedirohoesodo dan dr. Soetomo telah menanamkan konsep perjuangan intelektual melalui pembentukan organisasi untuk membangun kebersamaan dan persatuan antar elemen bangsa. Proses perjuangan mereka yang dilanjutkan oleh para pejuang lain telah menghasilkan lahirnya bangsa besar dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita kenal sekarang ini. 

Pada hari Senin (20/05/2019) pagi, bertepatan dengan Harkitnas ke-111, seluruh pegawai Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya melaksanakan upacara peringatan Harkitnas di Lapangan Plaza Poltekpel Surabaya. Pelaksanaan upacara ini dilakukan sesuai dengan Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) nomor 335 tahun 2019 perihal Pembentukan Panitia Penyelenggara Upacara Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-111 Tahun 2019, serta imbauan Menkominfo nomor S-399/M.KOMINFO/HM.01.05/05/2019 tanggal 14 Mei 2019 perihal Partisipasi Menyemarakkan Hari Kebangkitan Nasional, yang diikuti oleh seluruh civitas akademika Poltekpel Surabaya, yang terdiri dari para pegawai, karyawan, dosen, dan taruna-taruni Poltekpel Surabaya.

Dengan tema “Bangkit Untuk Bersatu”, Bapak Dr. Capt. Tri Cahyadi, MH, M.Mar, selaku Wakil Direktur I Poltekpel Surabaya, yang bertindak sebagai Inspektur Upacara, menyampaikan bahwa Peringatan Hari Kebangkitan Nasional ke-111 ini sangat relevan jika dimaknai dengan teks Sumpah Palapa oleh Gajah Mada yang menjadi acuan bagi perjuangan berat para pahlawan nasional kita untuk mengikat wilayah Indonesia yang secara de jure terwujud dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dimana Indonesia berada dalam situasi pasca-pesta demokrasi yang menguras energi dan emosi sebagian besar masyarakat. Meski telah mengaspirasikan pilihan yang berbeda-beda dalam pemilu, namun semua pilihan pasti diniatkan untuk kebaikan bangsa.

Telah lebih satu abad Indonesia menorehkan catatan penghormatan dan penghargaan atas kemajemukan bangsa yang ditandai dengan berdirinya organisasi Boedi Oetomo. Dalam kondisi kemajemukan bahasa, suku, agama, kebudayaan, ditingkah bentang geografis yang merupakan salah satu yang paling ekstrem di dunia, Indonesia membuktikan bahwa mampu menjaga persatuan hingga detik ini. Oleh sebab itu, tak diragukan lagi bahwa bangsa Indonesia pasti mampu segera kembali bersatu dari kerenggangan perbedaan pendapat, dari keterbelahan sosial, dengan memikirkan kepentingan yang lebih luas bagi anak cucu bangsa ini, yaitu persatuan Indonesia. Apalagi peringatan Hari Kebangkitan Nasional kali ini juga dilangsungkan dalam suasana bulan Ramadan. Dimana bulan suci ini menuntun umat muslim untuk mengejar pahala dengan meninggalkan perbuatan-perbuatan yang dibenci Allah SWT seperti permusuhan dan kebencian, apalagi penyebaran kebohongan dan fitnah. Hingga pada akhirnya, pada ujung bulan Ramadan nanti, bangsa Indonesia pada umumnya dapat mengakhiri puasa dengan hati dan lingkungan yang bersih berkat hubungan yang kembali fitri dengan saudara-saudara di sekitar kita. Sebagaimana tema yang diangkat “Bangkit Untuk Bersatu”, mengandung makna bangsa Indonesia bangkit untuk kembali menjalin persatuan dan kesatuan dalam bingkai negara kesatuan Republik Indonesia.