POLTEKPEL Surabaya Tuan Rumah 3rd ICMET 2019

28
Nov 2019
Category : Berita
Author : Administrator Web PoltekPel
Views : 95x

Meskipun Indonesia merupakan negara maritim yang besar, namun sayang dalam kurikulum pendidikan sejak sekolah dasar tidak dikenalkan dengan ilmu maritim (maritime science). Ilmu maritim hanya diajarkan pada jenjang kuliah pada perguruan tinggi maritim atau pelayaran. Minimnya pengetahuan tentang kemaritiman mengakibatkan jumlah generasi muda yang tertarik di bidang kemaritiman dan pelayaran jumlahnya sedikit. Untuk itu Pemerintah perlu menumbuhkan kembali kesadaran maritim Bangsa Indonesia. Kesadaran maritim itu tercipta dengan adanya wawasan maritim Indonesia, dan pendidikan tinggi adalah organisasi paling sempurna sebagai rujukan inovasi dan paling responsif dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta organisasi yang fleksibel. Saat ini peran pendidikan tinggi adalah menjadi penopang ekosistem nasional dalam menghadapi revolusi industri 4.0.

Oleh karena itu, bidang kemaritiman telah menjadi isu strategis yang diharapkan perlu dikembangkan. Salah satunya melalui kegiatan seminasi karya ilmiah di bidang maritime, sebagaimana Politeknik Pelayaran (POLTEKPEL) Surabaya yang dipercaya menjadi tuan rumah untuk menggelar Konferensi Internasional Pendidikan dan Pelatihan Maritim ke-3 (3rd International Conference on Maritime Education and Training) tahun 2019,  guna mengkaji kesesuaian pendidikan politeknik dengan revolusi industri 4.0.

Bertempat di Ballroom Sheraton Hotel Surabaya, para praktisi pendidikan maritime dari Negara tetangga hadir sebagai keynote speaker. Yakni Mrs. Victoria Q Paraggua dari Filipina, Dr. Muhammad Imran dan Ahmad Faizal AHMAD FUAD dari Malaysia, serta Dr. Capt. Antoni Arif Priadi, M.Sc. dari Indonesia. Selain itu seluruh jajaran struktural dan fungsional POLTEKPEL Surabaya juga dengan semangat tinggi menjadi panitia pelaksana konferensi internasional ini.

Konferensi yang diselenggarakan pada Kamis (21/11/19) itu dihadiri berbagi tamu pejabat di lingkungan Kementerian Perhubungan. Diantaranya Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan, Bapak Djoko Sasono, Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Bapak R. Agus H. Purnomo, dan Kepala Badan Pengembangan SDM Perhubungan, Ibu Umiyatun Hayati Triastuti. Selain itu juga dihadiri oleh para Staf Ahli di Kementerian Perhubungan. Salah satunya Staf Ahli Bidang Logistik Multimoda dan Keselamatan Perhubungan Kementerian Perhubungan, Cris Kuntadi. Bapak Cris mengungkapkan konferensi ini perlu dilakukan untuk membahas masalah pendidikan dan pelatihan bidang kemaritiman supaya ketika lulus sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain itu melalui konferensi ini juga dapat dilihat masukan seperti apa pendidikan vokasi seharusnya agar sesuai dengan aturan pemerintah dan sesuai kebutuhan industri 4.0.

Sementara itu, konferensi pendidikan dan pelatihan maritim ini juga dihadiri oleh para pejabat lintas Kementerian, selain dari Kementerian Perhubungan, juga dihadiri oleh pejabat dari Kementerian Koordinator Kemaritiman, serta Kementerian Riset dan Teknologi. Diantaranya Deputi III Bidang Koordinasi Infrastruktur Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Bapak Dr. Ir. Ridwan Djamaluddin, M.Sc, Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti, Bapak Dr. Ir. Patdono Suwignyo M.Eng.Sc, Direktur Pendidikan dan Agama, Bappenas, Bapak Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D, Kepala Sub Direktorat Transportasi Darat, Bappenas, Bapk Dail Umamil Asri, ST, M.Eng. Dirjen Kelembagaan Ipek dan Dikti Kemenristek, Bapak Patdono menyatakan bahwa Kemenristek ingin mengetahui perkembangan sistem pendidikan tinggi vokasi yang ada saat ini. Masukan yang ada akan dijadikan perbaikan pola pendidikan vokasi yang lebih banyak prakteknya. Bukan hanya sekedar mendidik, tetapi membuat lulusan berstandar dan sesuai kebutuhan bisa diterima dalam peluang kerja di dalam dan luar negeri. Pendidikan di bidang maritim, lanjutnya, juga menuntut kedisiplinan yang akan sangat berguna dalam siklus kerjanya. Industri 4.0 juga menuntut lebih banyak lulusan ahli, sehingga lulusan politeknik juga harus diterima dalam pekerjaan sesuai dengan background pendidikan.